
Muratara, Glomadnews.com-Manggala Agni mengomandoi pemadaman api melalui jalur darat. Hal ini disebabkan pemadaman Kebakaran Hutan Lahan (Karthutla) memakai water bombing membutuhkan waktu penerbangan yang lama untuk mendapatkan air. Juga dibatasi SOP sehingga helicopter ini tidak bisa menjatuhkan air di lahan konsesi.
Hal ini diketahui setelah Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengunjungi markas Manggala Agni, Senin (30/10/2023). Disana Kapolda menerima masukan perihal dibutuhkannya peralatan berupa excavator dan perlunya penambahan masa kerja team Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang akan habis masa kerjanya pada tanggal 4 November mendatang.
Setelah menerima laporan dari Kapolda Sumsel, PJ Gubernur Sumsel DR Agus Fatoni menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumsel melalui BPBD Provinsi Sumsel akan meminta BNPB untuk memperpanjang masa kerja team Teknologi Modifikasi Cuaca, dan Kamis (2/11/2023) akan mengirim tiga unit excavator untuk memperkuat team Manggala Agni Daops Sumatera XVII OKI.
Masing-masing excavator tersebut akan dikirim dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel sebanyak satu unit yang akan digunakan untuk membangun sekat bakar, dan dua unit akan dikirim oleh dinas PSDA Provinsi Sumsel untuk normalisasi kanal yang akan dialiri air yang dipompa dari Sungai Komering ke lokasi titik api sepanjang 18 kilometer.
Ditempat terpisah, Kepala PPI Manggala Agni Sumatera Daops XVII Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan bahwa perlunya penekanan kepada masyarakat untuk berhenti membakar lahan, karena upaya modifikasi cuaca melalui hujan buatan sangat kecil tingkat keberhasilannya bilamana tidak terbentuk awan hujan, sedangkan terbentuknya awan ini membutuhkan penguapan air atau evaporasi, dan evaporasi tidak bisa terjadi bilamana udara dipenuhi asap Karhutla.
Dia juga menjelaskan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo perihal kesulitan memadamkan api di Kubah Gambut dengan kedalaman lebih dari enam meter di daerah kecamatan Pedamaran. (**)