IMG-20250924-WA0013

Manfaatkan Lahan Sawit Lebih Produktif Dengan Cara Tumpang Sari

Musi Rawas – Warga Dusun IV Desa Sukorejo Kecamatan Suku Tengah Lakitan(STL) Ulu Terawas berhasil memanen tanaman nanas madu.

Nanas madu ini dikembangkan d lahan sawit seluas 2,5 hektare dan ditanam disela-sela pohon sawit sehingga bisa lebih produktif.
Untuk lahan 2,5 hektare bisa ditanam 40 ribu nanas madu.

Demikian disampaikan Andika saat panen perdana nanas madu miliknya kepada awak media disela-sela kesibukannya, Sabtu (20/9/2025) lalu.

Dijelaskannya ketertarikannya membudidaya tanaman nanas madu ini adalah kegemarannya mengkonsumsi buah nanas serta permintaan pasar akan buah nanas ini juga terus meningkat.
Dengan kegemaran dan peluang pasar yang meningkat menjadikan niatnya untuk membudidaya tanaman ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

“Keunggulan budidaya tanaman nanas madu ini relatif mudah untuk dibudidayakan, apalagi tanaman ini toleran terhadap berbagai jenis tanah dan kondisi iklim, asalkan mendapatkan sinar matahari yang cukup,” jelasnya.

Apa lagi tanaman nanas yang dikembangkan ini merupakan tumpang sari dengan tanaman sawit, memanfaatkan dengan lahan yang ada.

“Daripada dibawah batang tanaman sawit ini tumbuh rumput lebih baik kami tanami nanas madu. Jadi ada dua keunggulan yang kami dapatkan,” ungkapnya.

Namun budidaya tanaman dengan cara tumpang sari ini tidak terus dapat dilakukan, apalagi usia tanaman pokok sawitnya sudah besar itu tidak bisa lagi menanam tanaman yang lainnya.

Seperti saat ini saja itu usia tanaman sawitnya masih dibawah 3 tahun. Sehingga masih bisa kami tumpangsarikan dengan tanaman nanas madu.

“Jadi masih bisa dilakukan tumpang sari, dan tanaman nanas madunya itu masih mendapatkan sinar matahari yang cukup. Bahkan tanaman ini juga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman utamanya, yakni tanaman sawit,” ucapnya.

Jika ditanya mengapa kami memilih menanam tanaman nanas madu ? Andika menjelaskan karena nanas jenis ini memiliki keunggulan daripada nanas lainnya.
Selain manis, nanas madu juga saat dikonsumsi itu tidak gatal, kemudian ukuran buah yang dihasilkan itu cukup besar.

Untuk saat ini dengan jumlah 40 ribu batang nanas madu yang ada, baru cukup untuk mengisi kebutuhan pasar lokal saja.

“Kami belum mampu mengisi kebutuhan untuk pasar luar kabupaten Musi Rawas,”terangnya.

Dikatakannya biasanya jika sedang musim panen, pengepul buah nanas itu akan datang untuk membeli nanasnya ini, sehingga kami tidak perlu lagi menjual nanas ini ke pasar.

Lalu bagaimana dengan harga di pasaran? Andika menjelaskan untuk harga buah nanas saat ini cukup stabil, karena waktu panennya tidak berbarengan dengan buahan-buahan lainnya.

“Untuk satu buah nanas ini jual dengan harga Rp 5.000. Itu harga untuk pengepul karena mereka ingin menjual kembali buah nanasnya ini, selain itu mereka juga mengambil sendiri buah nanasnya dari lahan, sedangkan jika kami jual dengan harga eceran itu sekitar Rp 7.000-8000 perbuahnya,”ujarnya.

Dirinya menambahkan untuk omset yang ia peroleh jika musim panen itu cukup baik, jika kami buahkan sekitar 20 ribu batang saja itu dikalikan harga penjualan Rp 5.000 per buahnya. Berarti sekitar Rp.100 juta sudah didapatkan saat musim panen.

Perlu diketahui tanaman nanas madu juga tidak perlu dilakukan perawatan yang berlebihan seperti tanaman lainnya yang membutuhkan perawatan ekstra.

Tanaman nanas ini dilempar saja bisa hidup apa lagi ditanam dengan baik, pasti hasilnya juga bisa lebih bagus.

Meskipun begitu kebersihan dan perawatan tetap perlu dilakukan seperti membersihkan antara batang tanaman nanas dan pemupukkan itu tetap dilakukan agar buah yang dihasilkan sesuai dengan harapan. (**)

About The Author